Rahim Pengganti

Bab 49 "Tujuh Bulanan Carissa"



Bab 49 "Tujuh Bulanan Carissa"

0Bab 49     
0

Tujuh Bulanan Carissa     

Dua bulan sudah sejak kejadian itu, semua berubah dalam segala hal begitu juga sikap Bian. Pria itu seperti menutupi sesuatu yang membuat Carissa sering bertanya tanya, bahkan saat ini Bian juga tidak pernah tinggal dengan Della lagi.     

Carissa ingin bertanya namun, wanita itu ragu takut menyingung sang suami hingga membuat Bian marah atau tidak suka dengan apa yang terjadi.     

"Mas!" panggil Caca. Bian yang sedang duduk di balkon kamar nya, menoleh ke arah Carissa dan tersenyum manis. Pria itu menatap ke arah istri nya lalu menepuk samping tempat duduknya, meminta Caca untuk duduk di sana. Carissa pun berjalan ke arah, tersebut dan duduk di tempat yang diinginkan oleh suaminya.     

"Kenapa di sini Mas?" tanya Caca. Bian mengusap punggung istrinya dan lupa pria itu juga mengecup perut buncit milik Caca. Usia kandungannya sudah tujuh bulan dan semakin hari semakin membuat semua nya menjadi khawatir dan posesif kepada Caca.     

"Melihat bintang," jawabnya. Caca tersenyum, kebiasaan suaminya itu sejak awal memang seperti ini. Caca sangat juga sering menemani Bian hanya sekedar duduk di sana.     

Keduanya saling berpelukan dengan menatap ke arah langit, malam ini banyak bintang yang bertebaran di atas. Senyum bahagia tercetak dengan sangat jelas, usapan penuh cinta tak lupa selalu diberikan oleh Bian untuk istrinya itu.     

"Galaxi bagus ya Mas?" tanya Caca. Bian mengerutkan dahi nya tidak mengerti dengan, apa yang diucapkan oleh sang istri.     

"Kenapa?" tanya Bian kembali. Caca menatap suaminya itu dengan senyuman yang lebar dan menawan. "Aku pengen kasih nama dia Galaxi, entah kenapa nama itu terlintas di benakkan ku. Kamu setuju kqh Mas dengan usul tersebut?" tanya Caca. Bian menatap istri nya itu dengan intens lalu mencubit hidup Caca, wanita itu langsung memasang wajahnya cemberut.     

Melihat istrinya seperti itu semakin, membuat Bian gemas dengan sang istri dan ingin rasanya mengigit bibir manis itu.     

"Boleh. Nanti kita cari nama panjangnya. Mas juga suka dengan nama itu, seperti lebih hidup," jawab Bian.     

Mendengar jawab itu membuat Carissa senang dan bahagia. Wanita itu segera memeluk erat sang suami, lalu membisikan banyak terima kasih. Mood Caca memang sering sekali mengalami perubahan. Kadang ini hamil itu, lebih cepat sedih, marah, bahkan bahagia.     

Caca yang sangat jarang, sedih dan terbawa emosi ketika menoton film saat ini wanita itu tidak bisa melihat orang menangis, langsung air matanya juga ikut mengalir.     

Perubahan itu sempat membuat Bian terkejut namun, sang Mama langsung memberikan pengertian bahwa hal itu bisa terjadi karena perubahan hormon Carissa saat ini yang menyebabkan wanita itu bisa bersikap seperti itu.     

***     

Suasana rumah sudah sangat heboh apa lagi Mama Ratih, wanita itu bersama dengan Bunda Irene menyiapkan acara tujuh bulanan Carissa yang akan di selenggarakan besok.     

"Nanti nasi kuningnya mau langsung di bikin di pack atau gimana mbak?" tanya Bunda Irene.     

"Kita masukan pack aja gimana? Biar rapi, nah nanti tinggal jajanan yang di letakkan di meja. Kan pas gitu, anak anak juga gak repot kalau mau ambil dan makannya," usul Mama Ratih.     

"Setuju mbak. Jadi kita tinggal minta masukan ke pack aja ya."     

"Iya. Aku senang banget loh Mbak. Akhirnya bisa ikut pengajian tujuh bulanan menantu sendiri, selama ini selalu ikut pengajian anak teman teman. Ternyata gini ya rasanya bahagia sekali," ujar Mama Ratih.     

Bunda Irene mengerti, karena dirinya juga ada di posisi seperti itu bahkan untuk hamil dan mengandung saja dia tidak pernah. Namun, Tuhan punya cara lain untuk dirinya merasakan kebahagian sebagai seorang ibu, dengan mengasuh dan merawat anak anak yang luar biasa.     

Menjadi salah satu pengurus panti membuat Bunda Irena bahagia, mengenal berbagai macam kepribadian anak yang berbeda beda.     

"Alhamdulillah ya Mbak. Semoga lahiran Carissa di berikan kelancaran, calon cucu kita juga sehat dan selamat."     

"Aamiin. Semoga doa baik, menjadi hal baik juga."     

Keduanya kembali di sibukkan dengan beberapa pemilihan makan dan juga kebutuhan lainnya. Caca yang sedang berada di ruang keluarga bersama dengan Siska hanya bisa pasrah dengan keinginan kedua calon eyang tersebut.     

"Aku bosan loh dek," ucap Caca sembari menatap ke arah Siska. Gadis itu lalu menoleh ke arahnya. "Gimana dong mbak. Mama gak bakalan setuju, aku juga bosan di sini Mulu, pengen rebahan santuy atau ngedrakor aja gitu," keluh Siska.     

"Ini beneran harus di sini terus. Apa kita boleh ke kamar?" tanya Caca. Sejujurnya sejak pagi, wanita itu sudah tidak boleh melakukan apa pun. Dirinya hanya duduk dan duduk melihat bagaimana orang orang sibuk mempersiapkan acaranya besok.     

Sejujurnya Caca sangat tidak bisa seperti ini, gadis itu selalu ingin melakukan semuanya sendiri seperti masak dan lainnya. Tapi sang ibu mertua dan Bunda Irena langsung melarangnya, karena tidak mau Carissa kecapekan, dan hal itu berhasil membuat Carissa pusing.     

Malam harinya, semua orang kerabat sudah banyak yang datang. Mama Ratih mengadakan makan malam bersama, acara tujuh bulanan ini juga sekaligus sebagai rasa syukur setelah sekian lama keluarga menunggu.     

"Aku kok gak tahu ya Mbak, kalau Bian punya istri dua. Harusnya dari kemarin kemarin kamu gini, kasihan Mama kamu harus menunggu cucu kelamaan," ujar salah satu kerabat Bian.     

"Baru ketemu jodohnya Tante gimana dong," jawab Bian. Mendengar jawaban tersebut membuat Caca menoleh ke arah suaminya, Bian yang tahu istrinya menatap ke arahnya hanya mengedipkan mata.     

"Makanya kamu kalau dibilangin orang tua itu nurut, Mama kamu itu udah gak setuju eh kamu nya gak ngeyel jadinya gini kan," ucapnya.     

Bian hanya tersenyum, apa yang diucapakan oleh tantenya itu ada benarnya, andai dirinya tidak terjebak dalam sebuah permainan maka hal seperti ini tidak akan terjadi.     

***     

Pagi harinya, semua sudah bersiap untuk acara yang akan dilaksanakan nanti, Bunda Irene sudah menyiapkan beberapa buah yang akan di buat rujak oleh Carissa.     

"Mbak ibu ibu pengajian udah datang," ujar Mama Ratih. Bunda Irene mengangukkan kepalanya, lalu mereka berdua pun langsung menemui mereka.     

Acara demi acara berjalan dengan lancar, tak henti hentinya Carissa meneteskan air mata haru dengan apa yang terjadi saat ini. Bian selalu mengusap punggung istrinya itu memberikan ketenangan kepada Carissa.     

Dua jam berlalu, acara tersebut sudah selesai. Semua orang memuji kecantikan Caca yang sangat terlihat mewah, padahal Carissa hanya berdandan biasa saja.     

"Cantik mantunya Bu. Anaknya cewek ini pasti," ujar salah satu ibu ibu pengajian komplek.     

Mama Ratih tersenyum ke arah mereka lalu berkata. "Aamiin mau cowok atau cewek sama saja. Semoga nanti ibu dan bayi nya sehat dan selamat," jawab Mama Ratih.     

"Aamiin," jawab mereka semua dengan kompak.     

***     

Carissa sudah berganti pakaian, ibu hamil itu sangat mudah gerah sehingga membuatnya tidak tahan berlama lama dengan pakaian yang sudah di siapkan khusus untuk mereka.     

"Mau makan?" tawar Bian.     

Caca langsung mengangukkan kepalanya, napsu makanya itu sudah sangat kuat. Hal itu membuat Bian bahagia, karena dengan hal itu anak dan istrinya bisa sehat.     

Bian lalu keluar dan tak lama masuk kembali ke dalam kamar sembari memberikan makanan untuk istrinya itu.     

"Kamu makan yang banyak biar anak kita sehat," ujar Bian.     

Carissa mengucapkan terima kasih dan mulai memakan makanannya dengan begitu lahap. Bian memperhatikan istrinya dengan begitu seksama. Tersenyum bahagia, bersyukur Tuhan memberikan Carissa untuknya.     

###     

Hallo. Selamat membaca yaa, semoga tetap suka. Terima kasih. Love you guys, sehat sehat buat kita semuanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.